Diam. Ssstt...

ada yg bilang, kalau sajak saya yang ini bisa menggugah hati. jadi saya share aja disini. Mau minta pendapat teman2 dari forum SP

Quote :

Selalu seperti ini. Perubahan hanya menjadi sebuah kata yang tidak pernah memiliki makna. Lalu apa? Hanya diam yang tersisa. Hanya diam yang kumiliki. Kenapa? Karena aku hanya bisa terdiam. Menanggung semua beban yang dihembuskan angin melewati punggungku. Jadi apa? Permainan? Bukan! Ini sebuah hal nyata yang tak pernah disadari.

Dan dedaunan yg berjatuhan itu hanya akan melewatiku. Bukan karena aku menangis. Bukan karena aku terpana dan termenung. Itu karena aku mati dalam setiap ombak yang berdebur. Aku hilang karena kehidupan yang menjadi, bukan kejam, hanya menyiksa hati yang begitu murni. Ya. Aku terdiam

Aku terdiam. Bukan karena aku ingin! Hujanpun hanya terdiam saat menatapku tanpa tangisan. Pepohonan melambaikan dahannya padaku karena melihatku terdiam. Tidak. Itu hanya fatamorgana yang ditampilkan melalui sebuah rasa yang dicerminkan ke kepalaku. Membuatku menangis? Tidak! Hancur? Entahlah..


there's somtehing in everybody's eyes that can't be spoken with their mouth

komen ah... biar naik ke atas puisinya

wah...

rima ny gak ada (maaf ya, aku emg cinta bgt sama rima...)
tp emg puisi angk modern gak terikat sama rima sih...
klo aku sih lebih suka ada penutupan di akhir puisi
yg ini ngegantung... tp tetep oke, kok...

Gue suka sama puisinya. de_wind, puisi gak selalu berima, tapi kadang rima itu memang membuat efek yang asyik untuk dibaca. Tapi puisi di atas juga asyik. apalagi bagian yang akhir,
"Membuatku menangis? Tidak! Hancur? Entahlah..."

saya memang lebih sreg bikin puisi yang berupa prosa dan tanpa rima. jadi berasa bikin cerita gitu

hm... rima ya? nanti saya posting puisi saya yg ada rimanya