SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Kami adalah penulis, dan kami tidak butuh persetujuan dari siapa pun!
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
"Jika ada buku yang benar-benar ingin kamu baca, tapi buku tersebut belum ditulis, maka kamu yang harus menuliskannya." ~ Toni Morrison

 

 Konsistensi

Go down 
PengirimMessage
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 38
Lokasi : Bekasi

Konsistensi Empty
PostSubyek: Konsistensi   Konsistensi EmptyMon 28 Nov 2011 - 3:03

KONSISTENSI


Kata yang begitu simpel dengan hanya 4 suku kata : kon-sis-ten-si. Pengucapannya pun mudah, tidak ada unsur-unsur penggabungan suku kata yang membuatnya jadi rumit. Tidak pernah ada pula yang mempertanyakan bagaimana pengucapan yang benar atas kata ini. Lalu, bagaimana satu kata ini bisa menjadi sumber semua permasalahan di dunia ini?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kon·sis·ten·si /konsisténsi adalah ketetapan dan kemantapan (dalam bertindak). Jadi, tindakan yang tetap, konstan, dan terus-menerus itu dapat dikatakan konsisten. Tindakan yang mantap dan tidak terombang-ambing oleh faktor-faktor lain juga dapat dikatakan konsisten. Saya sempat menyatakan bahwa konsistensi menjadi sumber semua permasalahan di dunia ini.

Mengapa? Bayangkan saja seorang presiden yang tidak bisa konsisten menjalankan UU yang telah disetujui rakyatnya, sanksi yang berat dan ketidakteraturan dalam masyarakat akan terjadi. Bayangkan seorang pedagang tidak bisa konsisten dalam menjalankan usahanya, dia akan bangkrut dan usahanya tidak akan mengalami kemajuan.

Begitu pula dengan menulis. Ketidakkonsistenan dalam menulis hanya akan menghasilkan tumpukan sampah yang tidak berguna. Karya-karya yang tergantung, muntung di sudut tempat penyimpanan file. Kemampuan menulis pun tidak akan mungkin terasah oleh karena bakat yang tidak diasah secara terus-menerus. Meninggalkan banyak lubang di sana-sini dalam bakat menulis orang yang bersangkutan.

Seperti juga aktivitas lainnya, menulis membutuhkan konsistensi. Deskripsi alasannya dapat dibaca lagi di atas, di paragraf sebelumnya yang mengemukakan masalah kerugian yang didapat penulis akibat tidak konsisten. Pasalnya, konsistensi bagi para penulis bisa dikatakan layaknya air bagi makhluk hidup. Tanpanya, penulis tidak akan bisa hidup dan membersihkan diri. Membersihkan diri dari segala kotoran-kotoran kemalasan dan kubangan lumpur kemandekan. Sudah berapa banyak penulis yang terjangkit penyakit seperti ini? Tidak mampu keluar dari lingkaran setan yang menyelubunginya. Tidak menulis, maka tidak ada bakat yang berkembang. Tidak ada bakat yang berkembang, maka tidak ada pengakuan dari luar. Tidak ada pengakuan dari luar, maka kembali malas untuk menulis. Malas untuk menulis sama saja dengan tidak menulis. Akhirnya masalahnya tidak pernah selesai.

Sungguh kondisi yang fatal untuk kata sesederhana konsistensi. Konsistensi juga menunjukkan kualitas seorang penulis. Ketahanan mental baja yang teruji akan membuktikan bahwa seseorang memang berkualitas untuk menjadi seorang penulis. Tanpa konsistensi, mana mungkin seorang penulis dapat mencapai target waktu yang telah ditetapkan oleh editor, misalkan si penulis telah memiliki kontrak dengan penerbit buku.

Maka, konsistensi menjadi rumit dalam pemaknaannya secara operasional. Secara terminologi, sederhana, tidak neko-neko. Akan tetapi, memaknai dan menjalani konsistensi tidak semudah pengucapannya atau penulisannya. Menjalani sesuatu dengan konsisten berarti menyerahkan jiwa dan raga dalam memfokuskan diri pada pekerjaan yang kita lakukan, apakah itu bersifat komersial atau tidak. Konsistensi yang nantinya akan mengarahkan kita pada jalan yang kita sebut dengan jalan kekuasaan. Akan diri sendiri dan orang lain.
Kembali Ke Atas Go down
 
Konsistensi
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
SINDIKAT PENULIS :: Arena Diskusi :: Esai dan Artikel-
Navigasi: