YUI DAN BAYANGAN MAMA (please saran dan kritik membangun)

Yui terbangun dari tidurnya. Matanya masih menerawang menatap langit-langit kamar. Pikirannya masih mengingat tentang mimpinya barusan. Ia bermimpi mengenakan pakaian baletnya menari-nari mengitari panggung. Sementara mama menatapnya dari barisan depan. Ada sorot bangga dan haru disana. Mama terlihat begitu berkilau, seperti malaikat. Yui masih tetap menari dan terus menari sampai ia tersadar ia cuman bermimpi. Dan dikamar itu Yui hanya seorang diri, ia tidak melihat mama sepanjang hari ini. Apa mungkin mama ketiduran karena lelah seharian bekerja sehingga sampai sesore ini mama lupa menyiapkan makan malam dan membangunkan Yui dari tidur siang. Atau mama belum pulang. Biasanya jam segini mama sudah memasakkan sup jagung kesukaan Yui dan membangunkan Yui.


Mama itu baik, sangat sayang pada Yui, sangat suka tersenyum, periang dan selalu mendongengkan cerita sebelum Yui tidur. Mama juga cantik. Sayangnya akhir-akhir ini papa sering membuat wajah mama yang putih dan mulus menjadi tidak seputih dan semulus dulu. Wajah mama biru-biru. Yui juga pernah melihat mata indah mama bengkak. Yui pernah nanya ke mama. ’mata mama kenapa?’ tapi bukannya dijawab mama malah tertawa, melihat Yui keheranan dengan sikap mama itu. Mama lalu menjawab ’sayangku, Yui. Mama nggak pa-pa.’ yui tahu mama bohong. Mama memang tidak pinter berbohong. ’bohong, mama bohong’, ujar Yui sambil berlari meninggalkan mama. Mama mulai menangis lagi. Yui mendengar tangisan mama tapi Yui hanya berlari meninggalkan mama. Seharusnya Yui tidak berbuat seperti itu, seharusnya Yui menghibur mama, meredakan tangis mama. Tangis mama yang kian kencang sehingga membangunkan papa. dan terjadi keributan yang sudah hampir setahun ini terus menerus terjadi. Yui hanya di kamar, meringkuk ketakutan sambil menutup kedua telinga mungilnya.


Yui tahu mama sangat sayang padanya sehingga Yui juga sangat-sangat sayang pada mamanya. Tapi mengapa mama berubah semenjak papa pergi. Memang rumah menjadi sunyi dan Yui tidak perlu ketakutan meringkuk dikamar nya lagi. Yui juga tidak perlu menangis karena mendapat hadiah hukuman dari papa, baik itu tamparan, tendangan atau pukulan. Sepertinya hampir setiap hari ia menangis, itu berarti hampir setiap hari pula hadiah istimewa itu kerap Yui dapat. Ada saja alasan papa memberikannya semisal Yui tidak bisa mengerjakan soal-soal PR yang sulit, sampai dianggap pemberontak. Kata-kata yang seharusnya tidak pantas ia dengarkan keluar begitu saja dari mulut papa dan itu ditujukan untuknya. Yui sering menangis karenanya. Semenjak papa pergi, mama lebih berjarak dengannya. Lebih jauh. Tidak dapat lagi Yui raih dengan tangan mungilnya. Perlahan sosok malaikat yang ada pada mama dalam benak Yui menghilang, diganti oleh sosok gelap, bayangan mama. Yui hanya dapat melihat siluet hitam mama. Bayangan mama yang seperti itu yang selalu tercetak dalam benak Yui. Mama yang sering pulang subuh, sering tertawa keras, sering mengancam Yui dengan rokok bila Yui berulah, sering mabok, dan sering menyakiti dirinya sendiri dengan pisau, silet dan yang terakhir kali menenggelamkan diri diatas bathtub.

Yui tidak menangis ketika itu, Yui lebih senang melihat mama seperti itu, tanpa make up tebal, tanpa ada rokok dijarinya. Mama terlihat lebih apa adanya walau sedikit pucat. Yui juga tidak menangis ketika om Benny membacakan kata-kata terakhir untuk mama sebelum mama dikuburkan. Om Benny merupakan orang yang dekat dengan mama setelah papa pergi. Om Benny yang setelah mama pergi meminta Yui, memanggilnya papa. Awalnya Yui menolak, Yui terus menggelengkan kepalanya karena wajah papa tidak mirip dengan wajah om Benny. Namun om Benny geram karena Yui tidak menuruti perintahnya. Ikat pinggangnya menjadi alat untuk dapat memaksa Yui menuruti perintahnya. Yui terus-terusan dicambuk sampai panggilan papa keluar dari mulutnya. Yui pun akhirnya mau memanggil om Benny papa, bukan karena kesakitan dan agar om Benny berhenti mencambukinya, tapi lebih karena kelakuan om Benny saat ini sangat mirip dengan papa.
***
Yui saat ini menangis. Memanggil mama dengan lirih. Saat ini dia merasa begitu dekat dengan mama. Tidak berjarak. Bayangan mama begitu dekat. Dijari Yui terselip sebatang rokok yang masih mengepul. Dengan make up tebal. Sementara diseberang ruangan seorang anak kecil perempuan berusia 8 tahun mengamati heran tingkah Yui. Merasa diperhatikan, Yui menghentikan tangisannya. Membalas memandang anak kecil itu yang memiliki wajah yang sangat mirip dengannya. Yui mematikan rokoknya. Mencoba menghapus make up dengan tangannya. Dan segera menghambur memeluk anak kecil itu.

”Maafin mama sayang, maafin mama. Mama sayang kamu. Sangat sayang kamu. Mama nggak bakal biarkan om Nino mukulin kamu, kamu bahkan nggak bakal ngelihat dia lagi sayang”, ujar Yui sambil menangis. Anak kecil itu tersenyum dan balas memeluk erat Yui. Sambil berkata ”Aku sayang mama............. ” Yui menangis mendengarnya. Didekap anak semata wayangnya. Bayangan mama kini perlahan pergi, meninggalkan tempat itu. Seiring dengan tekad Yui yang akan selalu mendekap sayang cinta yang ada dipelukannya saat ini.

Spoiler:

Huhu,
jangan marah ah sama kritikan Rui
Sudah banyak korban

Haha,
nah,
masalah cerita atau sebagainya, senior-senior yang lain...
silahkan

Auryn hutang satu saran dan kritik ke saya yah. . .

Tokoh utama Yui,
Tujuan cerpen: agar pembaca merasakan penderitaan Yui dan pahitnya kehidupannya saat mimpinya hancur karena lingkungan.

Saran,
Tokoh utama Yui, penggambarannya mungkin harus di perkuat dengan memberikan deskripsi mengenai Yui sehingga Yui akan semakin jelas dalam pandangan pembaca dan setelah melekat kuat, maka pembaca akan dapat lebih mudah mengikuti perasaan Yui dan menangis bersama Yui. ( tak kenal maka tak sayang )

Saran pribadi,
Saya suka cerpen atau buku yang memiliki nilai moral, jika cerpen ini di lanjutkan pada keadaan bagaimana Yui bertahan hidup untuk keluar dari lingkaran kekerasan, membawa anak-anaknya menuju tempat yang lebih baik dan anak-anaknya dapat menjadi ballerina,

Standing applause

Lha kritikan Rui mana?
to aksara : iya-ya kurang kuat penggambaran tokoh Yui, lebih fokus ke kehidupan mama dan penderitaan nya


mesti lebih giat lagi

Klik yang spoiler...
aku umpetin kritikanku di sana..

dah master Rui, iya ya nggak kepikiran tanda baca sama huruf kapital

jadi malu
lain kali harus lebih baik lagi

Di tunggu karya lainnya yah

Ok
Selamat berjuang Kakak ^^

luar biasa,
aku hampir nangis dibuatnya..


ide cerita keren,
alur bagus, apa lagi?
aku cuma pengen ngasih saran dikiit aja..

yg si yui keluar dari ingatan masa kecilnya,
atau awal ceritanya,
mungkin bisa lebih diperhalus gitu ya..
emang pasti sengaja supaya pembaca tiba2 tau kalo si tokoh awalnya lagi ada di masa lalunya ya, kak?
tapi pasti lebih keren lagi kalo ditambah latar tempat..

di awal misalnya,
tambahin penggambaran latarnya,
dan ketika kembali latarnya sekilas sama tapi lantas samar2 dan mulai berbeda..
trus kelihatan wajah anak kecil yang persis dirinya..

sekian dari saya..
#bungkukkan badan

kak sagitany emang
makasih masukannya ya kak
jadi tambah semangat

semangat!!

udh smua...cuma ngasi semangat aja deh...

ikut~

kak de wind komentarin cerpen ku satunya

ikut auryn joget

jadi joget semua deh..

(memperhatikan yang lagi nari)

ayo rui,
ikut yuuk..

saya nggak mau ah

kok pundung?

ayo lah ikutan juga..
biar rame ikut joget2 semua..

aku nggak mau joget.
nyanyi aja~~

Merra ferda etealune,
Enerel her ar ciel,
Vege na endia,
Erphy chsee syunaht,
Merra haf na endia her ar ciel,
Noes...
Ryushe jass endia.

lagunya sungguh menyayat hati..
aku mau nangis karena ga ngerti..

ini artinya=="

"We live in eternity,

Forever in this world,

Theres no end...

Memory start to vanish...

We don't have end in this world...

Alone...

Depart on a journey to seek the end..."