SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Kami adalah penulis, dan kami tidak butuh persetujuan dari siapa pun!
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
"Jika ada buku yang benar-benar ingin kamu baca, tapi buku tersebut belum ditulis, maka kamu yang harus menuliskannya." ~ Toni Morrison

 

 Kemanapun, Bersamamu

Go down 
4 posters
PengirimMessage
pantsman
Penulis Pemula
Penulis Pemula
pantsman


Jumlah posting : 72
Points : 84
Reputation : 0
Join date : 08.12.11
Lokasi : Jawa Tengah

Kemanapun, Bersamamu Empty
PostSubyek: Kemanapun, Bersamamu   Kemanapun, Bersamamu EmptySat 9 Jun 2012 - 5:44

Hmm, cerita dari sudah agak lama, tapi nggak pernah ditunjukin ke siapa2 Very Happy .... Kritik dan pendapatnya, kalau berkenan Malu

***

“Kurasa aku akan pergi dari sini. Siang ini.”

Seusai makan, Tuan Muda-nya mengatakan hal yang tidak bisa dimengerti sama sekali oleh Albatross. Lebih tepatnya, sesuatu yang tidak pernah diprogram ke dalam A.I. Albatross.

“Apa maksud Tuan?” tanya Albatross.

“Pergi… Ya maksudku, pergi dari sini. Ke kota, ke desa, ke pulau di seberang lautan… Kemana saja, selama tidak di sini. Aku ingin tahu tentang dunia di luar sana.”

Albatross menunduk pelan, setelah merasa mendapatkan data yang cukup dari penjelasan Tuan Muda-nya.

“Kalau begitu, tolong siapkan segalanya. Pakaian, persediaan makanan, uang…”

“Kapan Tuan akan kembali?”

“Hah? Kau bercanda… Tentu saja aku takkan kembali.”

Saat itu, proses berpikir Albatross berhenti. Sekali lagi, ia menjumpai sesuatu yang tidak pernah diprogram dalam jaringan otak buatan-nya.

“Kenapa begitu, Tuan?”

“Sudah kubilang, aku ingin melihat dunia ini… Kau pikir, berapa lama yang dibutuhkan untuk mengelilingi dunia? Setahun? Dua tahun? Tentu saja tidak cukup. Aku ingin mengelilingi semua negara yang ada. Hutan, padang pasir, pantai, lautan… Segalanya yang cuma pernah kulihat di buku.”

Meski Tuan Muda-nya sudah menjelaskan panjang lebar, Albatross masih tidak bisa memproses informasi itu. Dalam program di kepalanya, ia harusnya melayani Tuan Muda di mansion keluarga, sampai akhir masa aktifnya.

“Aku mau ke ruang baca dulu. Tolong persiapkan segalanya ya, Al,” pemuda itu bangkit dari tempat duduknya, dan berjalan ke ruang sebelah. Albatross yang masih belum bisa mengerti dengan jelas kata-kata Tuan Muda-nya, akhirnya berjalan menuju ke arah berlawanan. Ia pergi ke lemari pakaian dan mengambil beberapa pakaian Tuan Muda-nya untuk dibawa.

Saat itulah, Albatross menemukan pakaian lama Tuan Muda-nya. Pakaian yang ukurannya jauh lebih mungil dari pada tubuh Albatross yang memang di desain ramping. Wujud pakaian itu saja sudah bisa menarik segala ingatan tentang masa lalu yang tersimpan di memori internal Albatross. Bagaimana pertama kali Tuan Muda bisa berjalan, bisa berbicara… Semua itu terekam dengan jelas, dari suara, rasa, dan bau saat itu.

Albatross terdiam. Meskipun dirinya terbentuk dari A.I., ia tetap bisa mengerti mengapa Tuan Muda-nya ingin pergi dari tempat ini. Sejak kecil, ia selalu berada di mansion yang terletak di tengah antah-berantah ini. Karena orang tuanya meninggal ketika berumur enam tahun, ia selalu kelihatan kesepian. Tidak aneh kalau ia penasaran dengan apa yang terjadi di luar sana. Namun, Albatross tidak menyangka Tuan Mudanya akan pergi begitu saja.

“Ini pakaianmu, Tuan,” kata Albatross datar, sambil menyerahkan sebuah tas kepada Tuan Muda-nya yang masih duduk di ruang baca.

“A-Al, kenapa kau taruh di sini—”

“Permisi.”

Tanpa mendengarkan keluhan Tuan Muda-nya, Albatross berlalu. Ketika ia selesai membereskan meja makan dan sampai di dapur, ia baru mempertanyakan tingkah lakunya sendiri. Kenapa ia melakukan itu? Kenapa ia begitu dingin terhadap Tuan Muda-nya sendiri? Kali ini Albatross tidak menghiraukan ‘perasaannya’ sendiri, dan mulai mencuci piring.

Orang tua Tuan Muda-nya adalah pemilik satu-satunya dari Albatross. Ia dibeli langsung dari pabrik, dan diprogram untuk menjaga rumah ini sampai akhir hayatnya. Selama ini, Albatross selalu bisa menjalankan semua tugasnya dengan baik. Tentu saja, ia tidak berniat berhenti. Aku akan terus berada di sini, Albatross mengiyakan pikirannya sendiri.

Tapi… Tanpa Tuan Muda...

Tangan Albatross berhenti bergerak. Piring di tangannya yang masih berlumur sabun tidak selesai dibilasnya. Pikirannya berhenti ketika ia menyadari ia akan sendirian dalam sisa masa aktifnya. Tetapi bukan karena ia takut kesepian. Bukan karena ia akan kerepotan menangani rumah ini sendirian. Bukan karena ia akan melewati malam dan pagi hari yang sunyi.

Tuan Muda….

Albatross dengan buru-buru menyelesaikan cuci piring, dan kembali mempersiapkan perlengkapan pergi Tuan Muda-nya. Setelah semuanya ia persiapkan, Albatross membawa barang-barang itu ke ruang tengah, di mana pemuda itu sudah berpakaian lengkap.

“Ini barang-barangmu, Tuan Muda.”

“Oh, terima kasih. Aku sudah mengeluarkan mobil. Tolong tutup gerbang garasinya.”

“Baik…” Albatross berbalik dan berjalan menuju garasi, sebelum Tuan Muda-nya menghentikannya.

“Al, kenapa kau masih mengenakan seragam maid itu?”

“Apa maksud Tuan? Saya harus selalu berpakaian seperti ini di dalam rumah.”

“Iya… Tapi kita kan akan pergi. Lebih baik kau pakai pakaian yang lebih normal…”

Untuk kesekian kalinya pada hari ini, proses berpikir Albatross berhenti. Kata-kata Tuan Muda-nya yang tidak bisa ia proses itu, seakan menembus puluhan firewall yang melindungi prosesor dalam otak buatannya.

“Ki…ta?”

“Kau pikir aku akan pergi sendirian?”

“Tapi, bagaimana… Bagaimana dengan rumah?”

“Aku tidak begitu peduli… Biar saja seperti ini. Hitung-hitung kita beramal untuk para perampok yang akan datang.”

“Tapi, bagaimana dengan cucian yang masih menumpuk…?”

“Haah… Tidak perlu memikirkan hal sepele seperti itu. Pergi saja denganku.”

Dalam A.I. Albatross terjadi pergulatan yang luar biasa. Program yang terpatri di otaknya adalah ‘Jaga keluarga dan rumah ini hingga akhir masa aktif’. Namun, kata-kata Tuan Muda-nya—yang diprogram agar selalu dipatuhi oleh Albatross—berkata ‘pergi saja denganku’. Albatross berdiri diam di tengah ruangan.

“Hei, Al.”

“Ya?” panggilan Tuan Muda-nya, kembali menggerakkan proses otak Albatross.

“…Kau berpikir, aku akan meninggalkanmu disini, sendirian?”

“Tentu saja. Adalah tanggung jawab saya untuk selalu menjaga rumah ini.”

“Namun bukankah tanggung jawabmu juga, untuk selalu menjagaku?”

Albatross terdiam, tidak bisa membalas.

“…Dan adalah tanggung jawabku juga untuk selalu menjagamu, Al,”

“Tuan Muda…”

“M-maksuku, urusan maintenance-mu… Kau tidak akan bisa menyelesaikannya sendiri, kan?”

Albatross masih belum bisa memberikan jawaban yang jelas.

“Mulai hari ini, ‘rumah’-mu bukan disini… Rumahmu adalah seluruh dunia ini. Atapmu adalah langit biru. Halamanmu adalah hutan dan lautan yang terbentang seberang sana. Itu adalah rumahmu… dan rumahku juga.”

Perlahan, pikiran Albatross mulai berjalan lagi.

“Tetap bersamaku, ya?”

Pemuda itu tersenyum tipis—sebuah pemandangan yang sangat langka, yang sangat jarang disaksikan oleh Albatross. Pemandangan yang baginya—adalah pemandangan yang lebih indah dari apapun juga.

Mengikuti program dalam A.I.-nya—Albatross tersenyum, menanggapi senyum Tuan Mudanya, “Baik, Tuan Muda.”

“Bagus! Sekarang ganti pakaian itu… Kalau orang kota melihatmu mengenakan seragam itu, aku tidak tahu apa yang akan mereka pikirkan.”

“Tapi, pakaian yang saya miliki hanya ini.”

“Hmm… Benar juga. Kalau begitu, ambil saja pakaian Ibu. Kan sudah tidak ada yang pakai.”

“Apa tidak apa-apa?”

“Tidak apa-apa. Ambil saja yang banyak, untuk perlengkapan di jalan. Meski nanti kita bisa beli lagi, sih…”

Setelah mendapatkan konfirmasi dari Tuan Muda-nya, Albatross naik ke lantai dua, kamar Tuan dan Nyonya-nya. Disana, ia memasukkan beberapa pakaian ke dalam tas, kemudian melepas seragam maid-nya, menggantinya dengan sebuah sweater abu-abu dan rok biru panjang. Kemudian, Albatross kembali turun dan menuju ke halaman rumah, tempat Tuan Muda-nya menunggu.

“Nah, kalau begitu, kau kelihatan normal… Manusiawi. Oh, ya. Kau juga tidak perlu memanggilku ‘Tuan Muda’ lagi.”

“Eh? Kenapa?”

“Kau sudah bukan pelayanku lagi. Kau adalah rekan seperjalananku. Posisi kita setara.”

“Tapi…”

“Panggil aku ‘Joshua’.”

Sekarang ini, entah bagaimana otak Albatross sepertinya sudah terbiasa dengan perintah-perintah yang tidak ia mengerti. Ia memproses perintah itu sebisa mungkin, kemudian langsung mengganti ingatan yang lama, dengan perintah yang baru.

“Baik, Joshua.”

Tuan Muda Joshua kembali tersenyum mendengarnya.

“Ayo, cepat masuk!”

Albatross terdiam sejenak, memandang mansion megah di belakangnya. Kemudian, ia memasuki mobil. Bersama Joshua, Albatross pergi menuju rumah barunya—alam semesta.


***
Kembali Ke Atas Go down
http://sudutalamsemesta.blogspot.com/
Ruise V. Cort
Penulis Parah
Penulis Parah
Ruise V. Cort


Jumlah posting : 6382
Points : 6522
Reputation : 45
Join date : 28.04.11
Age : 30
Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*

Kemanapun, Bersamamu Empty
PostSubyek: Re: Kemanapun, Bersamamu   Kemanapun, Bersamamu EmptySat 9 Jun 2012 - 6:25

Spoiler:

Hanya perasaanku saja atau kalau dikembangkan, Joshua akan mengajarkan perasaan sebagai manusia pada Albatros? .-.
Kembali Ke Atas Go down
http://ruise.wordpress.com/
pantsman
Penulis Pemula
Penulis Pemula
pantsman


Jumlah posting : 72
Points : 84
Reputation : 0
Join date : 08.12.11
Lokasi : Jawa Tengah

Kemanapun, Bersamamu Empty
PostSubyek: Re: Kemanapun, Bersamamu   Kemanapun, Bersamamu EmptySat 9 Jun 2012 - 8:59

Hahaha, banyak salahnya ya, malu-maluin Malu Trims koreksinya kk.

Hmm... Kalau bayanganku sih, Joshua nggak mengajari, tapi Albatross sendiri yang bakal belajar dari pengalamannya. Very Happy

Kembali Ke Atas Go down
http://sudutalamsemesta.blogspot.com/
sagitany
Penulis Sejati
Penulis Sejati
sagitany


Jumlah posting : 4863
Points : 4905
Reputation : 8
Join date : 06.04.12
Age : 32
Lokasi : medan

Kemanapun, Bersamamu Empty
PostSubyek: Re: Kemanapun, Bersamamu   Kemanapun, Bersamamu EmptySat 9 Jun 2012 - 11:50

bagus idenya, kak!
Kemanapun, Bersamamu 1923311671

cuma agak nyentak2 di awal, kak..
mungkin bagian prolognya aja yg perlu diperhalus,
biar lancar mengalir ceritanya..
hehehe
yg lain2 udah oke, deh!
terus berkarya~
Kemanapun, Bersamamu 3163292238
Kembali Ke Atas Go down
Ruise V. Cort
Penulis Parah
Penulis Parah
Ruise V. Cort


Jumlah posting : 6382
Points : 6522
Reputation : 45
Join date : 28.04.11
Age : 30
Lokasi : *sibuk dengan dunianya sendiri jadi nggak tahu sekitar*

Kemanapun, Bersamamu Empty
PostSubyek: Re: Kemanapun, Bersamamu   Kemanapun, Bersamamu EmptySat 9 Jun 2012 - 14:35

Mengajari kan bisa langsung, bisa juga enggak :>
dengan membuat Albatros melakukan banyak hal, itu membuat Albatros belajar kan? :>
Kembali Ke Atas Go down
http://ruise.wordpress.com/
pantsman
Penulis Pemula
Penulis Pemula
pantsman


Jumlah posting : 72
Points : 84
Reputation : 0
Join date : 08.12.11
Lokasi : Jawa Tengah

Kemanapun, Bersamamu Empty
PostSubyek: Re: Kemanapun, Bersamamu   Kemanapun, Bersamamu EmptySat 9 Jun 2012 - 19:06

@sagitany

Mungkin terlalu mendadak ya? Oke2 thanks sis Top

@Ruise

Hm... Iya juga sih ya.
Kembali Ke Atas Go down
http://sudutalamsemesta.blogspot.com/
sagitany
Penulis Sejati
Penulis Sejati
sagitany


Jumlah posting : 4863
Points : 4905
Reputation : 8
Join date : 06.04.12
Age : 32
Lokasi : medan

Kemanapun, Bersamamu Empty
PostSubyek: Re: Kemanapun, Bersamamu   Kemanapun, Bersamamu EmptySat 9 Jun 2012 - 21:15

sama2 kak~
Kemanapun, Bersamamu 3163292238
Kembali Ke Atas Go down
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 38
Lokasi : Bekasi

Kemanapun, Bersamamu Empty
PostSubyek: Re: Kemanapun, Bersamamu   Kemanapun, Bersamamu EmptyMon 11 Jun 2012 - 16:28

jadiin novel...jadiin novel....!!!!
girang

sbnernya pola kayak gini udh sering ada...
tp kupikir klo dkembangin pasti jadiny mnarik...
apalagi gaya penceritaan bro pantsman bagus...
deskripsi soal "perasaan yg mulai timbul" di Albratos bagus
gak begitu aja dia ngerasai perasaan manusia, tp dia ngerasain perasaan sbg robot
kereeeen... Top

aku lebih suka klo lebih dideskripsikan lg perasaan si tuan mudany ke albratos
mgkn dgn gesture dkk...klo mnrtku cuma skali ada tnda2 tuan mudany nunjukin perasaanny...
di dialog ini --> “M-maksuku, urusan maintenance-mu… Kau tidak akan bisa menyelesaikannya sendiri, kan?”
Kembali Ke Atas Go down
pantsman
Penulis Pemula
Penulis Pemula
pantsman


Jumlah posting : 72
Points : 84
Reputation : 0
Join date : 08.12.11
Lokasi : Jawa Tengah

Kemanapun, Bersamamu Empty
PostSubyek: Re: Kemanapun, Bersamamu   Kemanapun, Bersamamu EmptyTue 12 Jun 2012 - 8:02

Heheh, thanks berat kk wind. Very Happy

Hmm, memang mungkin agak kurang ditunjukkan ya perasaanya si tuan muda? Memang di awal saya pengen ngasih kesan si tuan muda itu nggak begitu peduli sama si Albatross, meski kenyataannya sebaliknya.

Wah, dijadiin novel ya... Laughing bisa nggak ya.... Sementara ini saya masih nggarap novel lain sih...
Kembali Ke Atas Go down
http://sudutalamsemesta.blogspot.com/
Sponsored content





Kemanapun, Bersamamu Empty
PostSubyek: Re: Kemanapun, Bersamamu   Kemanapun, Bersamamu Empty

Kembali Ke Atas Go down
 
Kemanapun, Bersamamu
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
SINDIKAT PENULIS :: Arena Diskusi :: Cerpen-
Navigasi: