SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Silakan login dahulu, biar lebih asyik.
Kalau belum bisa login, silakan daftar dahulu.
Setelah itu, selamat bersenang-senang...
SINDIKAT PENULIS
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Kami adalah penulis, dan kami tidak butuh persetujuan dari siapa pun!
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
"Jika ada buku yang benar-benar ingin kamu baca, tapi buku tersebut belum ditulis, maka kamu yang harus menuliskannya." ~ Toni Morrison

 

 Cerpen Berjudul "MIMPI"

Go down 
+2
pantsman
de_wind
6 posters
PengirimMessage
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 38
Lokasi : Bekasi

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyThu 16 Aug 2012 - 1:37

Dia membuka mata. Di depannya terbentang pemandangan yang sangat dia kenal, kamarnya sendiri. Kamar yang telah ditempatinya selama bertahun-tahun. Aroma yang menguar dari kamar itu sudah lekat di dirinya dan begitu pula sebaliknya. Percikan noda merah saos sambal di atas seprai kasur yang berwarna putih. Cipratan coklat tua akibat kopi di dinding dekat meja komputernya. Semuanya selalu dia rasakan sewajarnya.

Dahinya berkerut. Hari ini, detik ini, dia merasa ada sesuatu yang salah. Ini bukan kamarnya, dan entah mengapa dia berpikir seperti ini. Dia mengerjapkan matanya, mengharapkan perasaan itu hilang. Namun, semuanya tidak ada yang berubah. Sama, seperti sedia kala. Seperti saat tadi malam dia masuk dan berinteraksi dengan kamarnya itu seperti biasa.

Apa ada yang mengubah letak perabotannya? Namun, dia tidak bisa melihat perubahannya. Semua sama saja, tiada beda. Dia menggelengkan kepalanya dan menutup matanya lekat-lekat. Itu hanya perasaannya, dan dia memutuskan itulah yang dirasakannya. Ini pagi seperti biasanya.

Dia menggeliat, meregangkan setiap inci tubuhnya dengan rasa nikmat yang luar biasa. Menghilangkan kemalasan dan kekakuan karena gerakan pasifnya saat tidur. Dia menyingkap selimutnya dan berseru tertahan.

“Apaan nih?” gumamnya, melihat seluruh tubuhnya dipenuhi percikan noda sewarna darah. Dia mencoba mengingat-ingat apa yang telah dia lakukan tadi malam sebelum tidur. Dia mengusap badannya. Noda itu hangat, seakan baru saja keluar dari peraduannya. Jantungnya berdebar kencang. Hanya tubuhnya yang dipenuhi noda itu, kamarnya sama sekali bersih. Dia meloncat bangun dari tempat tidurnya dan segera masuk ke kamar mandinya.

Dia segera membuka baju dan celananya dan mencuci tubuhnya dari noda itu. Noda itu tidak mungkin darah, pastilah sesuatu yang lain. Mungkin dia lupa telah menumpahkan saos ke tubuhnya dan terlalu letih untuk membersihkannya. Noda itu tidak segera menghilang, namun dengan gosokan keras dan berulang, akhirnya tubuh itu bebas dari noda itu.
Tanpa bisa dicegah, dia melirik baju dan celananya yang teronggok di sudut pintu kamar mandinya. “Tanya mama aja, deh…,” sahutnya kepada dirinya sendiri.

“Ma!” serunya, begitu keluar dari pintu kamarnya. Aneh, batinnya. Rumahnya jarang sekali terdengar sepi seperti ini. Rasanya seluruh keluarganya telah hilang ditelan bumi. Biasanya, setiap pagi dia akan dibangunkan oleh teriakan ibunya, yang memaksanya untuk bangun. Begitu keluar kamar, dia akan disambut dengan paduan suara yang merdu nan tinggi dari kedua adik kembarnya. Namun, suasana rumah lengang, hanya suaranya sendiri yang bergaung menyahut-nyahut panggilannya.

Jantungnya berdebar semakin kencang. Dia menggertakkan rahangnya yang terasa kaku. Tiba-tiba perasaan takut menyergapnya begitu rupa, membuat kakinya terasa berat. Seakan pakaian besi telah menyekapnya dalam penjara tubuh yang berat dan dingin. Dia perlahan mendekati ruang makan. Seperti biasa, biasan sinar matahari pagi membekas panjang dari pintu tanpa daun pintu itu. Dia tidak ingin memasukinya, tetapi ada yang memaksanya masuk ke sana, mendorong-dorongnya, menarik-nariknya.

“Aaaaaaa…!!!” Teriakannya memecah keheningan yang menyelimuti rumah itu.

“Daniii…!!!”

“Hah??!”

Dani terkejut dan menggeragap bangun. Dia terlonjak lagi saat berhadapan dengan wajah ibunya yang melihatnya dengan dahi mengernyit.

“Mama…?!”

“Iya, mama… Emang kenapa? Kok kaget gitu, sih?” Dia menegakkan punggungnya, melihat anaknya dengan berkacak pinggang.

“Hah?” Dia melihat ke sekelilingnya. Kamarnya, sudah rapi seperti biasa. Dia menaikkan alisnya dan mendesah panjang.

“Udah, cepetan sana bangun… Udah siang, masih aja tidur…” Pemandangan seperti biasa. Ibunya, memanggul tumpukan bajunya yang belum dicuci. Dani mengikuti langkah ibunya dengan pandangan matanya hingga beliau menghilang. Sayup terdengar suara pekikan dan tawa kecil yang melengking tinggi. Adik kembarnya. Kedua adik kembarnya. Dia tersenyum geli pada dirinya sendiri.

Suara langkah kakinya teredam oleh teriakan-teriakan kedua adiknya. Dia memutuskan untuk tidak membuang-buang tenaga seperti yang sedang dilakukan ibunya saat ini yang sedang mencoba mengalahkan serangan teriakan ganda dari kedua anak bungsunya.

Dia mengusap matanya perlahan, bersyukur apa yang dilihatnya dalam mimpi. Dani tertegun. Matanya yang menutup mencoba menggali kembali kilas balik mimpinya yang semakin lama semakin memburam jauh meninggalkannya. Apa yang kulihat dalam mimpi, ya? Dia tidak bisa menarik kembali ingatan itu, seakan-akan ingatan itu sebegitu takut untuk mendekati alam pikirannya.

“Ah sudahlah…,” gumamnya pelan saat si pikiran tidak mau berkompromi dengannya.

Dia membuka matanya dan jatuh terduduk. Pemandangan ini yang ada dalam mimpinya! Kini dia bisa mengingatnya dengan jelas, terlalu jelas. Ayah dan ibunya terkapar bersimbah darah. Darah yang juga memercik ke seantero ruangan. Tubuhnya bergetar.

“Ini mimpi… Ini pasti mimpi…” Dani merapalnya berulang-ulang seolah sedang membisikkan mantra yang bisa membuatnya terbangun. Dia mengangkat tangannya yang bergetar hebat dan meninju kepalanya sendiri, lalu menutup kedua matanya selekat mungkin. “Mimpi… Ayo, bangun…” Dia mengangkat wajahnya. Biasan sinar mentari pagi hangat menyentuh wajahnya yang kini berkeringat dingin. Jasad ayah dan ibunya tetap tergeletak dengan posisi yang sama. Ayahnya tertelungkup dengan tangan kanan menggenggam salah satu kaki kursi. Dia pastilah hendak menopang dirinya dengan kursi itu. Kabur, dari siapapun atau apapun yang menyerangnya. Ibunya tergeletak miring dengan mata dan mulut terbuka, seolah menunjukkan kengeriannya, sesaat sebelum meregang nyawa.

Dani tak sanggup berdiri. Dia menopang tubuhnya dengan kedua tangannya dan merangkak mendekati jasad keduanya. “Kalian bercanda, ya?” Dia menyentuh tangan ibunya, masih hangat. Tangannya yang bergetar mendekati hidung ibunya. Dia tidak merasakan apapun. “Ma… Ma!” serunya, menggoncang-goncangkan tubuh ibunya yang terbujur kaku.
Dia beralih ke tubuh ayahnya. “Pa!” serunya, membalikkan tubuh pria paruh baya itu. Dia berseru tertahan melihat banyaknya luka tusukan di dadanya.

“U…uh.” Dani memalingkan wajahnya, dan muntah seketika. Dia mengingat mimpinya tadi, saat dia terbangun dengan baju penuh noda berwarna merah. Telinganya berdenging, memenuhi ruang di setiap inci otaknya, dia sama sekali tidak bisa berpikir dengan jernih.

“Kak…” Salah satu adik kembarnya berdiri di depan pintu dengan wajah yang ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat.

“Ilyas…”

“Kakak apain mama sama papa!” serunya. Dani terkesiap. Dia membeku, sadar akan pemandangan yang mengerikan di belakangnya. Dia berdiri dan mendekati adiknya, yang mundur perlahan.

“Bukan kakak yang…”

“Aaaaa….!!!”

Telinganya semakin sakit berdenging saat dia tersadar salah satu adik kembarnya sedang berteriak di telinganya. Dani melihat kamarnya lagi. Keringat dinginnya mulai mengucur. Apakah dia tadi sempat tertidur sejenak dan melanjutkan mimpinya?

“Kakak kok diem aja sih??? Ayo bangun, sekolaaaah…,” sahut Ilyas, salah satu adik kembarnya, menarik tangannya. Tubuhnya masih lemas dan dia terhuyung jatuh begitu saja dari tempat tidurnya. Ilyas terpaku, melongo melihat kakaknya jatuh tanpa perlawanan. “Iiih, kakak masih belom ngumpul nyawanya…” Dia tergelak sambil berlari keluar dari kamar Dani, menghindari pembalasan kakaknya.

Dani memegang dadanya. Jantungnya masih bertalu-talu hingga dadanya terasa sakit. Apa maksud semua ini? Dia melihat kedua tangannya, bersih tanpa sesuatupun. Dia menarik bajunya untuk mengecek apakah ada noda merah seperti di mimpinya itu. Bersih, kecuali sablon lidah merah besar di tengah-tengah baju berwarna putih itu. Itu jelas tidak terhitung, bukan?

Dia menarik nafas lega.

“Parah banget mimpinya…,” gumamnya kepada dirinya sendiri. Diapun menyiapkan perbekalannya ke sekolah. Seusai mandi, dia turun ke lantai dasar rumahnya yang bertingkat dua. Begitu masuk ruang makan, dia disambut decakan lidah ibunya dan seperti biasa, paduan suara adik kembarnya.

“Lama banget, sih? Mama jadi nyuruh adek kamu yang ngebangunin,” omelnya sambil berkacak pinggang. Tiba-tiba saja dia merasakan kelegaan dan kasih sayang teramat besar kepada ibunya. Dia tersenyum senang dan mencium pipi ibunya.

“Kamu kenapa, sih?” Ibunya melongo memandangnya, sama sekali tak paham akan maksud anak sulungnya itu. Ayahnya yang kelewat gemuk, sampai-sampai menghentikan aktivitas makannya yang beliau sukai itu. Dia tersenyum pada ayahnya yang juga melongo menatapnya.

“Pagi, Pa… Papa juga mau Dani cium?” Dia mengatakannya dengan lugas sembari tersenyum lebar.

“Nggak deh, makasih…” Dia kembali makan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Yaaah, kok papa gitu sih?” Dani menyahut dengan suara manja. Dia bergerak menuju ayahnya dan menciumnya dengan paksa.

“Aaah, kenapa sih kamu, dan? Udah, udah… Kalau mau di bibir, nih…”

“Iiih, itu baru males Dani ngelakuinnya,”cibir Dani.

“Udah, udah. Kayak anak kecil aja, sih…,” tegur ibunya, walau berhias senyum.

“Ilyas juga mauuuu……”

“Ilyasa juga mauuuuu…….”

Kedua adik kembarnya menyerbu ayahnya, dan berebut ingin menciuminya. Ibunya tertawa melihat ayahnya ditarik ke kanan dan ke kiri sambil tergeragap. Dani ikut tertawa. Lega, dia merasa lega sekali kalau kejadian itu hanya mimpi. Ini dia yang biasa, keluarganya yang biasa.

***

“Dani pergi dulu ya, ma…” Dia melambaikan tangan sebelum keluar dari pintu rumahnya. Saat melewatinya, dia merasa gamang dan oleng. Tubuhnya jatuh seketika. Pakaiannya yang seharunya berwarna putih dan abu-abu berganti dengan kaos oblong hijau dan celana pendek coklat. Derap langkah kaki bergaung ke seluruh ruangan. Dia sedang berdiri di pintu ruang makan, memandang Ilyas yang berlari ke arah pintu rumahnya. Dia terkesiap.

Kakinya bergetar, tetapi tanpa sadar mengikuti jejak langkah adiknya. Dia berlari dan mendekap adiknya yang berteriak-teriak ketakutan.

“Ilyas!” bentaknya, berusaha memegangi adiknya yang memberontak keras.

“Gak mau! Gak mau! Kakak udah bunuh mama sama papa!!!” jeritnya sekuat tenaga sambil menangis meraung-raung.

“Bukan kakak, Ilyas!”

“Bohooooonng…!!!”

“Ilyas! Ilyas, diem!!!” bentaknya semakin keras. Telinganya semakin berdenging keras, seakan ingin menghancurkan gendang telinganya. Matanya berkilat-kilat karena amarah dan emosi yang tak kunjung mencair. Jeritan pilu dari Ilyas sama sekali tidak membantunya untuk tenang.

“Aaaaaaaarrrggghh…!!!”

Dani membeliak tak terkendali, dia membanting adiknya ke dinding. Nafasnya memburu, jerita Ilyas sudah tidak sampai ke telinga dan hatinya, dia terus membantingkan kepala Ilyas ke dinding. Suara derak menyeramkan berulang kali bergaung di seantero rumah.

“Aaaaaarrrggghh…!!!”

Dani melenguh panjang, kehilangan kendali dirinya. Keheningan yang mencekam. Suara jeritan Ilyas menghilang. Yang tersisa hanya jasadnya yang terbujur kaku dengan noda darah besar terpercik di dinding rumahnya. Dani tidak mampu berpikir, tidak mampu bergerak ataupun berkata-kata. Dia melangkah gontai. Kosong, kekosongan yang nyata memenuhi setiap sudut pikirannya.

***

“Kakaaaaakkk…” Ilyas dengan antusias mendorong tubuh Dani hingga terjatuh dari teras. Dia terkekeh-kekeh. Dani menoleh ke arahnya, membuatnya terdiam. “Kak… Kak Dani kenapa?” tanyanya ragu-ragu melihat pandangan liar Dani yang tidak biasanya. Dani menerjang Ilyas seketika itu pula.

tamat

Kembali Ke Atas Go down
pantsman
Penulis Pemula
Penulis Pemula
pantsman


Jumlah posting : 72
Points : 84
Reputation : 0
Join date : 08.12.11
Lokasi : Jawa Tengah

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyThu 16 Aug 2012 - 8:50

Wah bikin 'muter' bacanya. Yang mana mimpi, yang mana kenyataan... Shocked

Keren cerpennya, bahasanya apik, jadi kerasa bener kebingungannya si tokoh utama. Deskripsinya juga oke.
Kembali Ke Atas Go down
http://sudutalamsemesta.blogspot.com/
sagitany
Penulis Sejati
Penulis Sejati
sagitany


Jumlah posting : 4863
Points : 4905
Reputation : 8
Join date : 06.04.12
Age : 32
Lokasi : medan

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyThu 16 Aug 2012 - 9:54

puyeng ah bacanya..
ini yg semalam kakak kerjain?
aku muter2 jadinya, kak..
Cerpen Berjudul "MIMPI" 738431593
Kembali Ke Atas Go down
m0nd0
Penulis Senior
Penulis Senior
m0nd0


Jumlah posting : 1446
Points : 1487
Reputation : 17
Join date : 11.07.12
Age : 35
Lokasi : Jakarta-Bandung

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyThu 16 Aug 2012 - 13:22

pertama aku mau komen suatu hal yang cukup ganggu Shocked

de_wind wrote:
“Pagi, Pa… Papa juga mau Dani cium?” Dia mengatakannya dengan lugas sembari tersenyum lebar.

“Nggak deh, makasih…” Dia kembali makan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Yaaah, kok papa gitu sih?” Dani menyahut dengan suara manja. Dia bergerak menuju ayahnya dan menciumnya dengan paksa.

“Aaah, kenapa sih kamu, dan? Udah, udah… Kalau mau di bibir, nih…”

“Iiih, itu baru males Dani ngelakuinnya,”cibir Dani.

bagian dialog ini, menurutku ini bukan jenis percakapan normal antara anak lelaki SMU dan ayahnya. Coba minta tanggapan sama spesies laki-laki lain deh... aku kira juga akan memberikan jawaban yang senada.


Kalo bagian bikin pusingnya aku rasa transisinya yang terlalu lompat, tapi keliatannya memang itu ya yang diinginkan wind disini? Sama detil tambahan macam baju 'lidah merah' yang nambah bikin pusing, kecuali kalau perbedaan baju yang dipakai (yang didunia 'bunuh-bunuhan' dia pake warna hijau kan?) memang punya maksud sendiri selain sekedar pembeda.

Aku rasa itu aja... yang lainnya oke dek. makan



Terakhir diubah oleh m0nd0 tanggal Thu 16 Aug 2012 - 14:25, total 1 kali diubah
Kembali Ke Atas Go down
http://mimondo.tumblr.com
Blassreiter
Penulis Senior
Penulis Senior
Blassreiter


Jumlah posting : 537
Points : 591
Reputation : 8
Join date : 27.07.12
Age : 33

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyThu 16 Aug 2012 - 13:42

Anak laki-laki mana yang mau cium papanya? Yang ada malah geli gara2 banyak kumisnya Cerpen Berjudul "MIMPI" 3078397109

cerpennya 'semrawut', tapi itu kayaknya yg diharapkan Cerpen Berjudul "MIMPI" 1923311671
Kembali Ke Atas Go down
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 38
Lokasi : Bekasi

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyMon 20 Aug 2012 - 18:18

sengaja bikin pusing...biar yg baca pada pusiiiing... wek
#ini niat diterbitin apa sekedar kepuasan ndiri ya?? Shocked

@ mondo : beda baju itu sngaja biar ngliatin klo emg dia ada di dunia yg beda
jd antara mimpi dan kenyataan bercampur aduk

soal adegan antar laki2 itu...iya emg sengaja aku bikin rada "lebay"
buat nunjukin kelegaaan luar biasa yg dirasain tokoh
klo apa yg dia alamin cm mimpi
apa ini jadiny terlalu lebay smpe2 gak realistis?
klo seandainy kita tau ortu kita meninggal dan trnyata kita tau gak beneran
gmna rasanya? gak selega itu jg y?



mgkn klo ada yg salah bgt di cerita ini, pesan moralny gak ada bgt ya
baru ngeh pas baca2 lagi... Razz
Kembali Ke Atas Go down
m0nd0
Penulis Senior
Penulis Senior
m0nd0


Jumlah posting : 1446
Points : 1487
Reputation : 17
Join date : 11.07.12
Age : 35
Lokasi : Jakarta-Bandung

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyMon 20 Aug 2012 - 19:40

Enggak, masih banyak cara lain buat lega... kali ini aku tidak sependapat Very Happy
Kembali Ke Atas Go down
http://mimondo.tumblr.com
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 38
Lokasi : Bekasi

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyMon 20 Aug 2012 - 21:03

gak pa-pa asik kok punya temen debat... Laughing


aku akuin di satu sisi, percakapan macam di atas itu gak umum di kalangan org indonesia yg rata2 rada kaku sm orgtua...tp aku yakin walopun cm 1:1000 percakapan di atas pasti ada yg pernah ngalamin... #PEDE (sendiriny gak pernah ngalamin)


dan klo bisa sih nnt kualamin di kluargaku sndiri... joget
Kembali Ke Atas Go down
Auryn
Penulis Muda
Penulis Muda



Jumlah posting : 186
Points : 205
Reputation : 1
Join date : 17.05.12

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyMon 20 Aug 2012 - 21:54

Aku nggak mau kak lari
Kembali Ke Atas Go down
Auryn
Penulis Muda
Penulis Muda



Jumlah posting : 186
Points : 205
Reputation : 1
Join date : 17.05.12

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyMon 20 Aug 2012 - 21:59

Kalo pipi nggak papa masih wajar
Yang aku bingungin ni tokoh punya sizofrenia ato apa?
Memang dia sebenarnya punya dendam gitu sama keluarganya
Kembali Ke Atas Go down
m0nd0
Penulis Senior
Penulis Senior
m0nd0


Jumlah posting : 1446
Points : 1487
Reputation : 17
Join date : 11.07.12
Age : 35
Lokasi : Jakarta-Bandung

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyMon 20 Aug 2012 - 23:39

bukan masalah mencium bapaknya lho, tapi gaya penyampaian dialog per dialognya itu yang terlalu janggal dan tidak maskulin sama sekali , sama janggalnya dengan sesama cowok yang pegangan tangan... dan sama sekali bukan penanda hubungan keluarga yang harmonis (kec. mungkin macam keluarga gay yg memang gak umum di Indonesia... dan mungkin pemahaman keseluruhan cerita pun bisa jadi berubah- bahwa dilubuk hatinya yang terdalam sang anak terganggu mentalnya akan kedua orangtuanya yang tidak sewajarnya , bahwa mereka bukanlah orang tua kandungnya, bahwa ia tak bisa menerimanya, dan akan selalu membenci keduanya tidak perduli seberapa banyak kasih sayang yang ia terima... siul


Kembali Ke Atas Go down
http://mimondo.tumblr.com
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 38
Lokasi : Bekasi

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyTue 21 Aug 2012 - 1:04

masa ya? wah mesti baca2 lg deh tuh dialog Laughing
padahal mksdny lebih ke kasih sayang antar keluarga lho...
simbolisasi dari "i love you, dad/mom"
lagian beneran deh itu kan becanda iri
emg tetep berasa kyk kluarga gay?
klo iya. gpp sih pmbaca kan bebas berapresiasi Razz

@ auryn :
gak ada kepikiran apa2 sih Laughing
makany kan kubilang ini cerita gak ada pesan moral sm skali
emg lg dadakan aja pngen bikin cerita suspense kyk gini
soal dia sakit apa, ya silakan pembaca bebas menebak
apa dia sakit, apa konsepny kyk freddy krueger
ato apa lah Very Happy

trus, aku jg gak maksa auryn bwt punya kluarga kyk gtu kok Laughing
yg namany org beda2 lah selerany iri
Kembali Ke Atas Go down
Auryn
Penulis Muda
Penulis Muda



Jumlah posting : 186
Points : 205
Reputation : 1
Join date : 17.05.12

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyTue 21 Aug 2012 - 4:14

Lha kak wind sendiri konsepnya kayak gimana to? confused
Kembali Ke Atas Go down
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 38
Lokasi : Bekasi

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyWed 22 Aug 2012 - 7:48

wah aku gak terlalu bnyk mkir tuh pas buat cerpen ini...
just let it flow...asik jdny...
kykny sih kbnyakan karya yg kubikin itu rata2 bgini
ngalir aja, nmany jg "angin"
soal apresiasi akhir? itu kan pmbaca yg punya hak...
penulis gak pny hak maksain apapun ke pembaca Razz
Kembali Ke Atas Go down
Auryn
Penulis Muda
Penulis Muda



Jumlah posting : 186
Points : 205
Reputation : 1
Join date : 17.05.12

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyWed 22 Aug 2012 - 11:06

Kalo aku mungkin sedikit egois
Lebih suka pembaca paham dan mengerti pemikirankuA
Kembali Ke Atas Go down
m0nd0
Penulis Senior
Penulis Senior
m0nd0


Jumlah posting : 1446
Points : 1487
Reputation : 17
Join date : 11.07.12
Age : 35
Lokasi : Jakarta-Bandung

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyWed 22 Aug 2012 - 12:02

mungkin beda2 Auryn, kalau aku sendiri ngeliat kata2 itu sebagai salah satu media informasi. jadi kalau perpindahan informasi baik ide ataupun perasaannya harus nyampe. Tapi mungkin emang beda2 yaa, contohnya dua orang dewasa disini si ade' wind sama si Bang Tuti yang ga mau repot dan menyerahkan pada pembaca masing2, mungkin yang mereka sampaikan bentuknya sebuah 'tugas' yang menuntut aktif si pembaca, mereka bosan ngeliat penulis bekerja keras sementara pembaca tinggal ooh ooh saja
Kembali Ke Atas Go down
http://mimondo.tumblr.com
Auryn
Penulis Muda
Penulis Muda



Jumlah posting : 186
Points : 205
Reputation : 1
Join date : 17.05.12

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyWed 22 Aug 2012 - 13:21

Iya ya bener
Aku lebih suka menanamkan konsep dan pemikiranku ke benak pembaca
Perasaan serta kegalauan tokoh juga mesti di rasain pembaca
Iya sih itu kan semua terserah penulisnya maunya seperti apa
Kembali Ke Atas Go down
de_wind
Penulis Sejati
Penulis Sejati
de_wind


Jumlah posting : 3494
Points : 3669
Reputation : 52
Join date : 29.03.11
Age : 38
Lokasi : Bekasi

Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" EmptyWed 22 Aug 2012 - 23:19

Auryn wrote:
Kalo aku mungkin sedikit egois
Lebih suka pembaca paham dan mengerti pemikirankuA

dbilang egois sih gak jg...kan penulis jg pny hak utk menyampaikan pmikiranny..
aku jg gitu kok, klo otakku lg gak korslet... Laughing
itu yg pd akhirnya nentuin sentuhan akhir karya kita
apakah utk kepuasan pribadi atau utk kepuasan pmbaca
ato apapun tujuannya...propaganda jg bisa kan?
politik jg bisa...kritik sosial dkk...
pd akhirny sih emg tujuan si penulis apa..

m0nd0 wrote:
mungkin beda2 Auryn, kalau aku sendiri ngeliat kata2 itu sebagai salah satu media informasi. jadi kalau perpindahan informasi baik ide ataupun perasaannya harus nyampe. Tapi mungkin emang beda2 yaa, contohnya dua orang dewasa disini si ade' wind sama si Bang Tuti yang ga mau repot dan menyerahkan pada pembaca masing2, mungkin yang mereka sampaikan bentuknya sebuah 'tugas' yang menuntut aktif si pembaca, mereka bosan ngeliat penulis bekerja keras sementara pembaca tinggal ooh ooh saja

beda sih pasti...
aku dewasa??? ahaaaayyy Aha
akhirny ada yg bisa mengakui aku dewasa... geli

Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content





Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty
PostSubyek: Re: Cerpen Berjudul "MIMPI"   Cerpen Berjudul "MIMPI" Empty

Kembali Ke Atas Go down
 
Cerpen Berjudul "MIMPI"
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Cerpen berjudul Parallel
» (Cerpen lama) Mimpi
» (cerpen) TOM
» Mimpi yang tertunda
» Cerpen: Karma

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
SINDIKAT PENULIS :: Arena Diskusi :: Cerpen-
Navigasi: